Industri Farmasi di Tengah Pandemi
January 31, 2021Epidemi Covid-19 dengan cara riil sudah melumpuhkan banyak bagian usaha sebab kekurangan ruangan gerak warga. Tetapi, banyak faksi yang meramalkan, industri farmasi jadi salah satunya yang dapat tumbuh ditengah-tengah epidemi Covid-19.
Ditengah-tengah kekurangan supply itu, rupanya keinginan akan bahan baku obat bertambah ditengah-tengah epidemi Covid-19. Hingga, seperti hukum ekonomi, harga bahan baku itu jadi naik berulang-kali lipat dari umumnya.
Sesaat, Bio Farma mencatat keuntungan bersih pada enam bulan pertama 2020 ini sejumlah Rp 55 miliar. Sama dengan pos penghasilan, Honesti memperbandingkannya dengan keuntungan bersih pada 2019 dengan cara penuh yang sejumlah Rp 380 miliar.
Dengan cara koalisi, penghasilan Bio Farma (termasuk juga Kimia Farma serta Indofarma) selama semester I-2020 sejumlah Rp 5,79 triliun. Nilai ini baru capai 44% dari keseluruhan penghasilan tahun kemarin. Pencapaian keuntungan bersihnya juga cuman Rp 94 miliar atau 25% dari keseluruhan keuntungan bersih tahun kemarin Rp 380 miliar.
Kecuali Dalam transparansi info ke Bursa Dampak Indonesia, Kimia Farma mengaku epidemi sudah mengganggu usaha perseroan. “Berefek pada limitasi operasional,” catat manajemen Kimia Farma, 15 Agustus kemarin. Limitasi operasional karena kebijaksanaan Limitasi Sosial Bertaraf Besar (PSBB) ini diprediksikan berjalan 1-3 bulan.
Perseroan akui limitasi pekerjaan operasional ini memengaruhi performa keuangan perseroan kurang dari 25%. Tetapi, ini tidaklah sampai punya pengaruh pada pengurangan pekerja yang keseluruhannya sekarang ini capai 13.052 orang.