OJK Dorong Program Kredit
January 31, 2021Kewenangan Layanan Keuangan akan menggerakkan pembiayaan sejumlah Rp 2,8 triliun ke aktor UMKM semasa bulan inklusi keuangan yang jatuh pada Oktober. Pendistribusian credit ini diantaranya akan memakai pola pembiayaan menantang rentenir yang digagas OJK semenjak tahun kemarin.
Deputi Komisioner Edukasi serta Perlindungan Customer OJK Sarjito menjelaskan dorongan pembiayaan credit itu dalam rencana memberikan dukungan pemulihan ekonomi nasional. “Termasuk juga didalamnya program credit pembiayaan menantang rentenir yang digabungkan dengan program team pemercepatan akses keuangan wilayah,” kata Sarjito dalam acara pembukaan bulan inklusi keuangan tahun 2020, Senin (5/10).
Sarjito mengharap loyalitas serta suport tiap pembikin kebijaksanaan dapat makin diperkokoh, khususnya dalam tingkatkan inklusi keuangan dengan menguatkan keyakinan customer pada produk serta service layanan keuangan. Konsentrasi pekerjaan bulan iklusi keuangan tahun ini untuk menggerakkan pemulihan ekonomi nasional.
“Dan menggerakkan akselerasi tambahan jumlah rekening atau pemakaian produk atau service layanan keuangan,” katanya.
Salah satunya cara yang dilaksanakan ialah program satu rekening satu pelajar Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan dan Kementerian Agama yang dikeluarkan OJK di hari ini. Disamping itu, direncanakan ada pembukaan tabungan rekening pelajar di semua Indonesia sekitar 500 ribu rekening semasa bulan inklusi keuangan.
“Di mana bunga 0% sampai akhir 2020,” katanya.
Tidak stop sampai disana, Iskandar sampaikan jika ada juga pemberian penambahan bantuan bunga 6% ke aktor UMKM serta debitur KUR. Dengan begitu, bunga KUR semua pola jadi 0% semasa tahun ini.
Iskandar mengharap indeks inklusi keuangan dapat bertambah di tahun ini. Dengan kenaikan indeks inklusi keuangan, tentu saja akan berbuntut pada kenaikan kesejahteraan warga terutamanya barisan bawah serta usaha ultra mikro.
Dalam program PEN yang diberi alokasi bujet Rp 695,2 triliun, pemerintah menganggarkan dana bantuanUMKM sejumlah Rp 123,46 triliun.
Salah satunya pertolongan yang sangat diperlukan mereka yaitu pertolongan modal.