Strategi Jiwasraya Memanfaatkan Dana

January 31, 2021 By Aaron Off

Ekuitas Jiwasraya tertera negatif sampai Rp 37,6 triliun per Juli 2020 sebab liabilitas yang jauh semakin besar dibanding dengan asset. Lantas, bagaimana cara Jiwasraya manfaatkan PMN yang nilainya bertambah kecil dibanding liabilitas Jiwasraya untuk penuhi hutang ke pemegang polis?

Direktur Penting Jiwasraya Hexana Tri Sasongko menjelaskan langkah awal yang dilaksanakan Jiwasraya ialah tawarkan restrukturisasi ke pemegang polis. Itu dilaksanakan dengan perpindahan nasabah ke perusahaan asuransi jiwa baru yakni Indonesia Financial Grup Life (IFG Life), di bawah BPUI.

Untuk pemegang polis tradisionil akan dituntaskan berbentuk rekonsilasi faedah atas polis yang diterima oleh pemegang polis. Lebih dari 90% dari keseluruhan nasabah Jiwasraya ialah pemegang polis program pensiunan serta warga kelas menengah ke bawah. “Ada normalisasi, ada rekonsilasi faedah polis,” tuturnya.

Staf Spesial Menteri BUMN Arya Sinulingga menerangkan bail-in yang dikasih ke perusahaan asuransi punya negara itu dengan beberapa alasan. Pertama, sebab masalah serta cara penuntasannya ini tersangkut integritas pemerintah pada perusahaannya sendiri.

Arya pastikan pemegang polis masih bisa terima beberapa haknya. Pilihan ini dipandang jauh lebih bagus dibanding pilihan melikuidasi Jiwasraya. “Jika dilikuidasi, peluang pemegang polis akan memperoleh bertambah kecil lagi, jauh dibanding yang saat ini. Saat ini lebih bagus, meskipun tidak penuhi semua haknya pemegang polis,” tuturnya.

Alasan ke-2 untuk mencairkan PMN untuk jaga keyakinan pemegang polis pada BUMN, pemerintah, serta industri asuransi keseluruhannya. Jadi cara ini untuk selamatkan keyakinan dari warga supaya warga tidaklah sampai sangsi dengan industri asuransi di Indonesia.

Ke-3, pemerintah menimbang untuk menahan kerugian yang semakin besar dirasakan oleh Jiwasraya. Jika pembayaran polis tidak disetop dahulu sebab janji peningkatan dana yang tinggi sekali, dapat membuat Jiwasraya makin rugi.